Logo Design by FlamingText.com

Kamis, 18 Oktober 2012

Browse » Home » » Cerita Tentang Gula dan Kopi

Cerita Tentang Gula dan Kopi




Selamat malam para sahabat blogger, selamat istirahat dan selamat menikmati hawa dingin di malam hari ini.

          ini Pada tulisan ini, saya ingin sedikit bercerita mengenai kehidupan pribadi saya apabila dilihat dari sudut pandang orang lain. Semoga cerita ini bisa membuat Anda 
semakin memahami makna dari adanya perbedaan.   
Cerita ini berawal dari jaringan sosial atau yang disebut dengan dunia maya hingga 
berakhir ke dunia nyata Pada waktu yang tepat dan waktu yang sudah di janjikan, kita berdua akhirnya sepakat untuk ketemuan disuatu tempat, yang tempat itu menjadi 
saksi awal saya berkenalan dengan seorang gadis yang manis itu, dan. Hanya dengan modal "lambe" alias modal kata kata saya memperkenalkan itu
saya memberanikan diri untuk berkenalan dengan diri saya kepada sosok gadis teman pesbuk tersebut,
tidak mau berlama-lama si gadis tersebut langsung mengajak saya ikut kerumahnya, senang di tambah takut dan itu yang membuat saya kagum 
Pada waktu itu saya benar benar kagum dengan gadis yang manis tersebut. 
Saya merasa bahwa gadis itu seperti gula, dimanapun dia berada akan selalu terlihat dan terasa manis. Bahkan saat saya mendekatinya, rasa manis tersebut akan muncul lebih tajam hingga memberikan rangsangan yang dahsyat terhadap memori otak saya.
Dan dari rangsangan tersebut merubah rasa kagum menjadi rasa "cinta". Saya bukanlah orang yang mudah memberikan hati saya untuk orang lain. Bukan karena saya jual mahal atau karena saya memiliki nilai lebih. Tapi hal tersebut saya lakukan karena saya tidak ingin dikerumuni banyak wanita. Saya hanya ingin ditemani oleh si gula tersebut.

Ibarat serbuk kopi, pemanis yang pas hanyalah gula. Kopi tidak memerlukan kremer,  kopi tidak memerlukan madu, dan juga kopi tidak memerlukan pemanis yang lain selain gula. Saya senang mengibaratkan bahwa hubungan saya dengan si gadis manis tersebut ibarat kopi dan gula. Karena perumpamaan tersebut sangat cocok dengan keadaan saya dan juga si gadis manis. 

Si gadis manis pantas diibaratkan gula karena dia adalah sosok orang yang ceria, selalu tersenyum, selalu memberikan keramahan kepada setiap orang, dan dimanapun dia berada selalu memberikan suasana yang ramai dan menyenangkan.

Begitulah sosok si gadis manis tersebut, dan saya rasa cukup pantas untuknya predikat "gula" yang 
akan memberikan suasana yang manis dimanapun gula itu berada. 
Sedangkan saya sendiri saya ibaratkan sebagai kopi karena saya adalah sosok yang misterius, serius, namun memiliki citarasa yang berbeda, sehingga hanya dengan  diam saja saya bisa memikat hati orang lain. Namun saya tidak akan bisa hidup sendiri dan memberikan rasa yang enak apabila saya sendirian. 
Oleh karena itulah saya mencari sosok gula dari si gadis manis tersebut sebagai 
pemanis bagi kehidupan saya.

Mungkin itulah perumpamaan saya dengan si gadis manis. Ibarat kopi dan gula yang tidak bisa dipisahkan. 
Meskipun kami berbeda karakter tapi kami ingin selalu menyatu, karena gula dan kopi selalu ditakdirkan untuk bersama dan memberikan kehangatan bagi orang orang yang
ada di sekitar. 

Semoga dengan ilustrasi tersebut kita semua bisa memahami bahwa perbedaan
tidak harus selalu menjadi faktor yang menyebabkan perpecahan. 
Karena sebenarnya peredaan itu ada agar kita saling melengkapi dan saling bekerja 
sama untuk sesuatu yang lebih baik. 


Terima kasih
Advertisement below...!

Comments : Ada 0 komentar untuk Cerita Tentang Gula dan Kopi

Posting Komentar

 
© Copyright 2011 : Punya Cerita