Logo Design by FlamingText.com

Rabu, 16 Januari 2013

Browse » Home » » Stop Tertawakan Pemerkosaan!

Stop Tertawakan Pemerkosaan!

Calon Hakim Agung Muhammad Daming Sanusi mungkin tidak pernah mengira kelakarnya yang disambut tawa anggota DPR Komisi III dalam fit and proper test beberapa hari lalu, membuatnya meneteskan air mata. Air mata penyesalan.
Saat itu, anggota Komisi III dari Fraksi PAN, Andi Azhar, menanyakan pendapat Daming mengenai hukuman mati bagi pemerkosa. Daming pun menjawab, “Yang diperkosa dengan yang memperkosa ini sama-sama menikmati. Jadi harus pikir-pikir terhadap hukuman mati”.

Anggota DPR yang hadir tertawa mendengar pernyataan “lucu” tersebut, tapi di bagian pojok ruangan, sejumlah wartawan mengernyitkan dahi dengan “sitkom” yang terjadi di ruangan lembaga tinggi negara itu. Saat dicegat, Daming berkilah, "Saya lihat kita terlalu tegang, supaya ketegangan itu berkuranglah. Tadi kan ketawa sebentar."

Selang beberapa hari setelah peristiwa, Daming pun muncul. Dengan menetaskan air mata dia menyesali apa yang diucapkan di forum resmi itu. Tampaknya Daming sadar kelakarnya telah melukai hati wanita di seluruh Indonedia

Tak hanya Daming, komedian Olga Syahputra juga pernah menjadikan korban pemerkosaan sebagai lelucon. Dia juga dilaporkan ke Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Olga akhirnya meminta maaf atas lelucon tersebut.

Kejadian di atas adalah sebuah potret gambaran bahwa masih banyak para pesohor negeri yang menjadikan peristiwa nahas dan menyayat hati masyarakat sebagai bahan lelucon.

Di India, pemerkosaan yang dialami mahasiswi India berusia 23 tahun membuat Negara Mahatma Gandhi itu berkabung. Seantero negeri marah, mengecam aksi keenam pemuda tersebut. Kecaman tak hanya datang dari dalam negeri, media asing juga ikut menaruh perhatian dengan peristiwa mengenaskan itu.

Di Indonesia, bocah 10 tahun di Pulogebang, Jakarta Timur, meninggal dunia di rumah sakit. Diduga bocah tersebut menjadi korban pelecehan seksual dan pemerkosaan. Respon terhadap kejadian itu tak sebesar di India.

Kasus pemerkosaan di DKI Jakarta, menurut data Polda Metro Jaya meningkat 13,33 persen. Tahun 2010 terdapat 60 kasus pemerkosaan, tahun 2011 terjadi 68 kasus pemerkosaan.

Laporan Komnas perempuan 2011, kekerasan terhadap perempuan didominasi dengan pemerkosaan sebanyak 400,939. Angka terbanyak dilakukan dalam rumah tangga 70.115 kasus, pemerkosaan dilakukan suami, orangtua, saudara atau keluarga dekat. Sedangkan pemerkosaan di tempat umum terjadi sebanyak 22.285 kasus. Dalam data tersebut terungkap 1,561 kasus pemerkosaan yang tidak terselesaikan.

Sungguh menyedihkan melihat angka tersebut. Bayangkan jika itu terjadi pada ibu, kakak, adik, dan anak perempuan Anda. Tentu saja hal tersebut menyulut emosi di dada dan sulit terlupakan. Apalagi, jika peristiwa dijadikan bahan lelucon.

Sebab itu, marilah berhenti menjadikan peristiwa pemerkosaan tersebut sebagai lelucon. Selain tidak mendidik, pemerkosaan merupakan peristiwa yang sangat tidak mengenakkan seumur hidup bagi korbannya, bahkan keluarganya.

Penegak hukum, dalam hal ini polisi, jaksa, dan hakim juga harus lebih tegas dalam bertindak, jangan pernah membiarkan pelaku pemerkosaan lolos begitu saja, apalagi mendapatkan hukuman yang ringan. Lain itu, dua anggota TNI yang pernah berhasil menggagalkan penculikan dan pemerkosaan patut menjadi contoh. Sebab, memang itulah karakter bangsa Indonesia. Karakter yang saling tolong menolong, bahu membahu, saling membantu walau pun tidak saling kenal. Bukan karakter yang menertawakan penderitaan orang lain.
Advertisement below...!

Comments : Ada 0 komentar untuk Stop Tertawakan Pemerkosaan!

Posting Komentar

 
© Copyright 2011 : Punya Cerita