Sebuah notebook mungil terselip didalam
sebuah rak-rak buku yang sudah sangat tua. Kusam, diselimuti debu-debu, dengan
beberapa gigitan rayap yang jelas menggambarkan usia buku ini. kutiup debu yang
melekat pada sampulnya, tak kudapati judul dari sampul ini hanya warna coklat
dari sampul yang memudar. Ku mulai dengan membuka halaman pertamanya, tertulis
rapi beberapa susunan kata-kata indah yang memenuhi lembar ini
Sore kemarin, ku tertegun memandang langit yang
memerah
dan menampakkan gelapnya, membuat hati gundah
menambah beban pikiran . Malam datang mengucap
salam padaku dengan berubahnya suasana tak seperti
hatiku.
Malam pamit seiring datangnya sang surya, seakan
mengejekku yang
Bertahan dengan suasana hati hingga siang beranjak
sore lagi.
Suasana berubah…tapi kenapa ?
Gundah ku tak juga berubah.
Takdir…..
Membuatku mengerti kenyataan dunia
Tak hanya menyimpan cerita putih atau hitam
Tapi juga abu-abu. Semoga Tuhan
Menyimpan rencana putih dibalik
Takdir hitamku.
Cinta adalah mimpi setiap manusia
Ada yang mengejar dan berusaha mewujudkannya
Ada yang mundur untuk rela melepaskannya
Dan ada yang hanya diam, membiarkanya berlalau begitu
saja
Ya……seperti diriku yang hanya diam
Menyimpan semua kenangan didalam hatiku sendiri.
Kau………
Memberiku kekuatan yang membuatku kukuh
Bahkan berlonjak-lonjak kegirangan tuk menggendong
bumi
Kau menyatu dalam sekejab sadar bahwa dirinya adalah
aku
Dalam penantianya, aku tak letih menatapmu walau dalam
Bayang-bayang kekelaman namun jelas diwajahku
Jika ada padang yang bertaut lekat itu adalah kau dan
aku
Jika ada hati yang terpaut itu adalah kau dan aku
Dan jika ada asa yang datang, aku ingin kepastian
Adakah tempat bagiku dihatimu.
Sekarang aku datang membawa kembang
Entah untuk apa, aku hanya ingin kau mengerti
Hati suci ini datang berulang kali ditengah bening
malam sunyi
Jawaban apa pun kan kuterima
Sepahit apapun kenyataanya
Setidaknya……..
Ku ingin belajar jujur dan tak berdusta pada diri
sendiri
Karena mungkin kau pun telah tau
Berulang kali ku coba melupakanmu
Ternyata…………..
Waktu tak pernah menghentikanku
Untuk selalu mencintaimu.
Ketika mentari tinggal sepotong
Ketika sisa hari tak penuh lagi
Tiba-tiba ku sadari betapa lelahnya diriku
Terlebih lagi …..hatiku ?
Bila penantian ini masih panjang tersisa tolong beri
Aku satu kepastian agar janji dan arti setia
Tetap menjadi milik kita selamanya.
Sejak kau melangkah jauh
Tak lagi burung berkicau merdu
Mentari enggan bersinar untukku
Galau hati kian menyiksa kalbu
Namun ku tetap menepar rasa
Ku bawa hati khusus dalam do’a
Tuhan……………
Jagalah hatiku dan hatinya
Agar diakhir penantian nanti
Hati kami berdua masih senada.
“permisi…………, permisi mba?” samar-samar suara itu
membuka mataku yang tertutup lelap, “maaf mba mengganggu anda,tapi perpustakaan
kami mau tutup”. Aku bergema dalam hati Astaga tak sadar teryata aku tertidur,
dan notebook tua itu terbuka dihadapanku, segera kucomot dan kuselipkan
notebook ini kedalam pakaianku, pikirku kulanjutkan nanti saja membaca,
aku masih penasaran dengan isi notebook tua ini.
“Mba…..?”
“eh-eh iya mas sorry tadi saya melamun, nda enak
jadinya…..maaf kalau boleh nanya sebelumnya mas tadi bilang apa ya??”
(GUBRAKKK….??@//)
“gini lo mba, berhubung perpustakaan kami mau tutup
jadi mba bisa besok lagi datang kesini, terima kasih sebelumnya atas kunjungan
mba”
“EH,,,…,iya mas saya maaf sebelumnya soalnya sudah
ketiduran diperpustakaan ini, eemmmm……yaudah saya permisi keluar dulu, selamat
sore mas”
Bergegas aku keluar meninggalkan perpustakaan, pikirku
semoga tu penjaga perpustakaan tadi tak sadar bahwa aku sempat menyelipkan
notebook tua kedalam pakaianku. ”huh akhirnya….. selamet-selamet”. Tiba-tiba
langkah kakiku seakan terhenti,terasa berat untuk melangkah. Dari kejauhan
tatapan ku tertuju keperpustakaan itu, terlihat cat yang melekat pada
dindingnya nampak kusam terbesit dalam pikiranku sudah sangat lama
perpustakaan ini berdiri.
Comments : Ada 0 komentar untuk TULISAN TANGAN “RI”
Posting Komentar